Ceramah.org – Saat ini kita sedang berada di Bulan Muharram, amalan puasa apa yang baik kita kerjakan sesuai tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wasallam? tentunya kKehidupan dunia ini tujuannya adalah untuk beribadah.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz Dzariyat: 56)
Bekerja membuahkan bekal akhirat dan untuk mengapai jannah, itulah tujuan kehidupan kita.
Dan Alhamdulillah, kita semua diberikan banyak bonus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga kita bisa memperbanyak bekal tersebut.
Di antara bonus yang Allah berikan kepada kita pada bulan Muharram ini adalah ibadah puasa. Yang mana Rasūlullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yang bernama Muharram.” (Hadits Muslim nomor 1163)
Hadits ini seakan-akan mengisyaratkan kepada kita akan dianjurkannya puasa seluruh bulan, (satu bulan penuh sejak tanggal 1 hingga tanggal terakhir), akan tetapi karena belum ditemukan dalil atau contoh dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam. Dan disebutkan pula di sana, Beliau belum pernah berpuasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan saja, sebagaimana yang disampaikan oleh isteri Beliau dalam haditsnya. Maka para ulama membawa hadits ini kepada anjuran memperbanyak puasa Muharram saja.
Jadi dibawa kepada anjuran memperbanyak, bukan anjuran untuk berpuasa satu bulan penuh dan bagi sahabat Bimbingan Islam yang sibuk tidak bisa berpuasa, maka setidaknya jangan melewatkan puasa pada tanggal 10 Muharram atau yang dinamakan hari AsySyura karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa puasa pada tanggal tersebut akan menghapus dosa satu tahun yang telah lalu.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam:
وصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Dan puasa Asy Syura, saya berharap Allah akan menghapus dosa satu tahun yang telah lalu.” [HR Muslim: 1162]
Apabila ada kemampuan maka bisa menambah dengan puasa pada tanggal 9 nya atau yang dinamakan dengan puasa Tasu’a.
Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda:
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
“Apabila saya masih hidup hingga tahun depan, saya bertekad untuk puasa pada tanggal 9 nya juga.” [HR Muslim 2/798, Ibnu Majah 736, Ahmad 1/224, 236, 345, Baihaqi 4/287, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushanafnya 3/58, Thabrani dalam Al Kabir 10/401, Thahawi 2/77 dan lain-lain]
Dan hal tersebut Beliau lakukan untuk menyelisihi orang-orang Yahūdi yang berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja.
Kemudian bagi yang tidak bisa berpuasa pada tanggal 9 Muharram, maka bisa berpuasa pada tanggal 11 Muharram, karena padanya ada penyelisihan kepada orang-orang Yahūdi.
Puasa tanggal 9 dan 10 Muharram atau jika tidak bisa tanggal 9, maka berpuasa tanggal 10 dan tanggal 11 nya, ini adalah tingkat yang kedua.
Adapun puasa yang lebih utama lagi adalah puasa tanggal 10 ditambah puasa tanggal 09 dan tanggal 11 Muharram, sehingga ia berpuasa tiga hari.
Walaupun belum ada hadits shahih yang berkaitan dengan hal ini, akan tetapi puasa tiga hari ini termasuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam di awal tadi, dimana puasa pada bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan.
Dan tentu, apabila dia memperbanyak puasa lebih dari tiga hari maka itu lebih utama.
Inilah pembahasan kita yang berkaitan dengan bulan Muharram dan ibadah puasanya. Semoga pembahasan ini bermanfaat.